"Sehari setelah anak kedua saya lahir, saya stress berat karena dampak induksi konstan 5 jam. Sakit-nya induksi membikin saya kehilangan daya sampai-sampai saat hendak menyusui si kecil, ASI-nya nggak KELUAR! "
September lampau pas setahun kelahiran anak keduaku. Nggak kerasa banget tahun sigap berlalu ya, apalagi tahun ini menjadi tahun dengan roller coaster kehidupan pertama yang dialami anak kedua-ku itu. Yes, saya menyebutnya “anak pandemi”. Di setahun pertama hidupnya dia yang semestinya dapat mengeksplorasi bumi luar malah terpaksa di rumah aja. Namun, ada banyak hikmah yang dapat dia dapat dari pandemi ini sebenarnya. Hikmah yang lebih besar yang tak dirasakan kakaknya, anak pertamaku, adalah kehadiran bunda dan ASI yang melimpah.
Hikmah pandemi ini begitu besar buat aku seorang bunda bekerja. Bagaimana tidak, kalau merunut ke cerita kehidupan anak pertamaku, sedih rasanya kalau diceritakan kembali. Perjuangan untuk meng-ASI-hi anak pertama saya begitu berat. Dulu saya harus bekerja 6 hari seminggu di sebuah kontraktor asing. Di masa itu, 5 tahun lalu, pengetahuan aku tentang menyusui tak sedalam sekarang. Saat itu juga kampanye tentang menyusui dan menyimpan ASI perah tak sekencang sekarang. Belum ramai minuman ASI booster seheboh sekarang. Belum banyak suplemen ASI seperti saat ini. Namun, saat itu saya ingat saya tetap berjuang memberikan ASI kepada anak aku selama saya pergi bekerja meskipun harus memompa ASI di ruang penyimpanan kantor yang sempit. Maklum soalnya kantor tempat saya bekerja dulu tak sebegitu aware-nya tentang kampanye ASI, jadi tak ada fasilitas yang mendukung bunda menyusui.
Walaupun begitu, sebisa mungkin aku sih tetap memompa ASI. Tetap harus dibuat happy walaupun situasinya sangat tak mendukung. Namun, memang kondisi fisik saya yang begitu lelah karena harus bekerja Senin tiba Sabtu dan saat itu kurang ilmu banget soal memompa ASI dan menyimpan ASIP yang benar, jadi di separuh perjalanan meng-ASI-hi saya keteteran sampai-sampai harus merelakan anak saya minum susu formula selang-seling dengan ASI. Sediiiih banget kalau ingat masa-masa itu. Kayak sudah berjuang semaksimal mungkin tapi setelah enam bulan pertama kelahirannya, ASI saya tak lancar. Sudah memompa semaksimal mungkin juga tetap saja kejar-kejaran. Belum lagi anak saya minum ASI-nya maaf deh, “rakus” kalau kata orang uzur saya hehehe…Oiya, bahkan saya tiba minta ASI pada abang ipar aku yang juga sedang menyusui lho saking kepengennya anak saya tetap minum ASI.
Berkaca dari pengalaman pahit itu, jauh sebelum anak keduaku lahir. Aku sudah memperkaya ilmu menyusui dan memompa ASI yang benar. Mulai dari mempelajari teknik power pumping, pumping selang-seling saat direct breastfeeding hingga pumping di tengah malam hingga menjelang subuh. Aku juga sudah mencatat segala jenis suplemen ASI dan makanan serta minuman yang dapat jadi ASI booster agar ASI lancar selancar jalan tol bebas hambatan hahaha…Tapi realita tak seindah perkataan, Ferguso! Sehari setelah anak kedua saya lahir, saya stress berat karena dampak induksi konstan 5 jam. Sakit-nya induksi membikin saya kehilangan daya sampai-sampai saat hendak menyusui anak aku, ASI-nya nggak KELUAR! Mau meninggal rasanya saat itu. Sudah dibantu dengan pompa ASI dari rumah sakit yang keluar hanya 5 tetes. Mana rumah sakit sudah mengajukan surat pernyataan untuk penggunaan sufor. Makin lah saya stress. Namun, suami saya tetap menyemangati untuk tetap berjuang memompa ASI agar saluran-nya lancar kembali. ASI itu akan keluar seperti prinsip supply-demand. Semakin banyak demand, semakin banyak juga supply-nya. Jadi selama anak saya di ruang bayi, saya biarkan ia tak minum ASI karena menurut dokter di tiga hari pertama setelah kelahiran, seorang bayi tetap mempunyai cadangan lemak jadi dia akan tetap kenyang walapun tak minum ASI atau sufor.
Barulah di hari ketiga ketika aku sudah di rumah, saya mulai gencar menerapkan ilmu pompa ASI yang sudah aku pelajari tiba bela-belain begadang tiap tengah malam demi menyusui sambil pompa ASI tiap dua jam sekali. Dan upaya memang tak membohongi hasil. Setelah 3 bulan saya giat menyusui dan pompa ASI, saya sukses mengumpulkan berpuluh-puluh kantong ASIP untuk stok selama saya kembali bekerja, bahkan aku sampai harus sewa freezer spesifik ASI lho Mamsi saking banyaknya ASIP saya (lihat gambar di bawah ini, tiap kali lihat foto ini semangat pumping langsung membara haha!)
Setelah kembali bekerja pun, saya tetap menjadwalkan memompa ASI tiga kali sehari selama jam kerja dan sekali setelah pulang kerja dan menjelang subuh. Memangnya tak lelah? Tidak sama sekali. Tidak pernah ada kata capek untuk meng-ASI-hi dalam kamus aku. Soalnya sekali kita kendor, seterusnya akan kendor. Rasa malas-lah yang akhirnya membikin produksi ASI menurun.
Lalu, gimana sih agar produksi ASI
tetap lancar terus?
Selain rajin pumping, aku pribadi mengonsumsi ASI booster dan suplemen ASI sejak awal kelahiran anak. Kalau ASI booster kebanyakan sih saya minum-minuman ASI booster kekinan kayak almond milk dan beberapa merk susu juga. Cocok-cocokan sih, ada beberapa yang ngefek dan ada yang enggak. Karena minuman atau makanan ASI booster begitu kan memang hanya sekadar booster happiness kita ya Mamsi, semakin happy kita kan semakin ASI juga biasanya lebih lancar hehehe…
Nah kalau booster yang benerannya sih saya minum suplemen yang memang mengandung kandungan obat/jamu/herbal. Dari sekian banyak suplemen ASI yang saya coba, hanya ada satu yang cocok dengan saya dan tetap saya pakai tiba saat ini meskipun anak aku sudah setahun dan sudah MPASI juga.
Masih butuh emang Mamsi suplemen ASI? Kan anak juga udah makan?Mamsi semua, menyusui itu kan direkomendasikan full 2 tahun. Jadi kalau dapat full kenapa enggak hehe…Apalagi sekarang saya WFH, jadi si mini dapat setiap saat menyusui. Makin lah saya harus meningkatkan terus produksi ASI. Meskipun jadwal pumping sudah tak serutin waktu kerja di kantor, tapi saya sih tetap mengusahakan pumping sekali sehari dan direct breastfeeding kapanpun anak mau. Supaya apa? Supaya produksi ASI tetap lancar laaaah….
Herba Asimor ini merupakan suplemen herbal yang mengandung ekstrak tanaman tradisional khas Indonesia, adalah tanaman katuk (Saurapus androgynous) dan tanaman torbangun (Colecus amboinicus Lour) yang bersifat Galagtogogue atau tanaman tersebut mengandung unsur atau senyawa obat yang bermanfaat untuk meningkatkan, menstimulasi dan mempertahankan produksi ASI. Menurut sumber IDAI, unsur atau obat yang bersifat Galagtogogue disebut Galagtogenic. Nah, Herba Asimor ini boleh disebut sebagai Galagtogenic karena mengandung Galatonol yaitu fraksi bioaktif yang mengandung dua tanaman herbal khas Indonesia itu. Ribet ya penjelasan saya haha…
Ya intinya saya itu picky banget soal suplemen ASI, karena lakukan apa bayar mahal kalau tak dapat hasil ya kaaan…Makanya saya loyal sama si Herba Asimor karena kandungannya itu herbal, natural dan saya udah tau banget itu dauk katuk dari jaman saya punya adik pertama tiba ke-empat soalnya mama saya itu menanam sendiri tanaman katuk di rumah. Dari jaman adik saya kecil, mama selalu bikin sayur daun katuk sendiri untuk melancarkan produksi ASI-nya. Sampai saya punya anak-pun, beliau masih rajin beliin saya daun katuk di pasar (pohon katuk di rumah sudah ditebang saat aku punya anak hehe) untuk di sayur bareng kacang hijau. Wah, kalau udah makan daun katuk, udah dijamin ASI saya lancar tuh. Kalau daun torbangun sendiri aku Cuma pernah dengar aja tapi tak tahu sebelumnya kalau kandungannya dahsyat. Menurut banyak studi ilmiah, daun torbangun ini mengandung 6 senyawa aktif yang berfungsi sebagai stimulan ASI dan sudah dikenal ratusan tahun lho. Ekstrak daun torbangun juga dapat meningkatkan 65% kualitas ASI tanpa mengubah kualitas gizi susu. Gila, gimana nggak keren tuh disandingakan sama daun katuk kan!
Selain mengandung Galatonol, Herba Asimor juga mengandung Striatin dari ekstrak ikan gabus. Ikan gabus merupakan ikan air tawar yang dipercaya turun temurun untuk membantu pertumbuhan anak. Studi ilmiah masa kini juga membuktikan kalau ikan gabus bisa meningkatkan produksi hormon Prolactin dan Oxytocin yang bisa meningkatkan produksi ASI. Selain itu, ikan gabus yang paling lezat dijadiin ikan asin ini punya faedah untuk menyembuhkan luka juga lho. Ini sharing pengalaman pribadi lagi nih Mamsi. Pas melahirkan anak pertama, saya diminta sama bunda saya banyak-banyak makan ikan gabus agar jahitannya sigap kering. Adik saya yang lahiran caesar pun begitu. Hasilnya memang ajaib sih, ikan gabus memang mempercepat proses penyembuhan luka termasuk luka bekas per vaginam atau caesar.
Nah, kan daripada saya kudu repot-repot beli daun katuk, daun torbangun dan ikan gabus lanjut dimasak satu-satu mendingan saya beli Herba Asimor, tinggal telan kaplet-nya 2 butir tiap hari, saya sudah mendapat seluruh kandungan terbaik Galatonol dan Striatin tersebut kan hehehe...Kalau tak percaya nih saya kasih lihat beberapa studi praklinis pada Herba Asimor.
Di grafik di bawah ini menunjukkan kalau kombinasi dari Galatonol dan Striatin bisa meningkatkan konsentrasi Prolactin dalam plasma which is hormone Prolactin merupakan hormon yang membikin sel-sel produksi ASI melangkah lancar.
Kalau di grafik ini menunjukkan kalau kombinasi Galatonol dan Striatin mampu meningkatkan hormon Oxytocin dalam plasma which is hormon ini merupakan hormon yang membantu merangsang keluarnya air susu ibu.
Sementara, grafik di bawah ini menunjukkan kalau Striatin dalam ikan gabus membantu proses percepatan penyembuhan luka pasca melahirkan.
Nah, jadi sudah tau kan alasan kenapa saya pilih Herba Asimor dibandingkan suplemen ASI lainnya. Manfaat yang saya rasakan setelah minum 2 kaplet per hari pun termasuk cepat lho, Mamsi. Sekitar dua minggu setelah mengonsumsi Herba Asimor, saya sudah bisa merasakan banyak faedah dari produk ini termasuk ASI lancar kembali. Kalau dapat saya simpulkan, berikut keunggulan dan faedah Herba Asimor yang rasakan:
1. Meningkatkan dan melancarkan produksi ASI
2. Meningkatkan hormon Oxytocin dan Prolactin
3. Peningkatan produksi ASI sudah dapat dirasakan sejak hari kedua setelah
mengonsumsi Herba Asimor
4. Meningkatkan volume ASI
saat pumping. Aku merasakan volume ASI
meningkat secara signifikan sekali pumping sehingga mempersingkat waktu
pumping aku.
5. Kualitas tidur bayi
meningkat karena ia merasa mendapatkan ASI yang cukup
dengan kualitas yang bagus juga.
6. Fraksi Bioaktif Striatin pada Herba Asimor
memiliki kandungan protein yang
tinggi dan murni dan terbukti mempercepat proses penyembuhan luka pasca
melahirkan
Jadi, lakukan Mamsi semua yang sedang menyusui dan tetap bingung mau mengonsumsi suplemen agar ASI lancar dan meningkat, saya sangat merekomendasikan Herba Asimor ini. Herba Asimor ini sudah dijamin halal oleh MUI dan produknya pun kondusif serta tanpa efek samping karena terbuat dari tanaman herbal serta diproses secara modern dengan Advanced Fractionation Technology. Herba Asimor bisa diperoleh di apotik terdekat di kota Mamsi atau dapat juga beli online via e-commerce seperti Shopee.
Nah, segitu aja sharing singkat tentang perjuangan saya menyusui anak pertama dan keduaku. Tiap ibu pasti punya perjuangannya masing-masing, intinya jangan kasih kendor, rajin pumping dan konsumsi makanan bergizi disertai dengan konsumsi ASI booster yang cocok untuk Mamsi, seperti Herba Asimor. Ingat-ingat juga harus tetap happy dan tidak pernah mengeluh saat menyusui. Karena kita seluruh pahlawan dan pejuang bagi anak-anak yang kita kasihi. Tetap semangat dan yuk sama-sama jadi Pejuang KASIh bareng Herba Asimor!