Sesuai judulnya, kali ini saya akan share pengalamanku menggunakan maskapai kebanggaannya orang Filipina, yes, Philippines Airlines. Aku menggunakan pesawat Philippines Airlines untuk perjalananku dari Jakarta menuju Tokyo. Dari Jakarta - Manila menyantap waktu 4 jam lampau transit dan lanjut penerbangan Manila - Tokyo yang juga berdurasi 4 jam. Bandara di kota Manila dikenal dengan nama Manila Ninoy Aquino International Airport, disingkat NAIA, dengan kode MNL. NAIA terletak 7 kilometer arah selatan Manila atau barat daya Makati, di Andrews Avenue, Pasay, Metro Manila. Bandara ini melayani penumpang dari dan ke Manila serta daerah sekitarnya. Untuk penerbangan Philippines Airlines ini ada bandara khususnya adalah terminal 2 Ninoy Aquino International Airport. Jadi nyaris seluruh penerbangan di terminal tersebut ialah penerbangan maskapai Philippines Airlines.
Kalo diliat di Google sih penampakannya ga gitu wow gimana ya, normal seperti bandar udara negara asia tenggara lainnya kok, hanya banyak yang mengulas kalau bandara ini mini dan fasilitasnya ga seperti bandara dunia umumnya yang banyak sarana hiburannya. Yang kalau kalian transit, kalian hanya dapat beli makanan di kedai-kedai dan tidur sembari duduk aja di kursi tunggu atau istirahat manis di lounge milik Philippines Airlines (khusus busines class). Store Duty Free nya ga terlalu banyak dan tampilannya ga gitu menarik, jadi ga tergoda untuk belanja.
Ada banyak pilihan waktu transitnya, tapi karena saya berencana sembari menyelam minum air, alias sembari transit saya mau eksplor kota Manila juga, akhirnya saya memutuskan untuk memilih yang transitnya agak cukup lama. Lama transitku di perjalanan ini ialah 12 jam. Manila kotanya ga terlalu banyak yang pernah mengulas sih, hanya dari yang saya tangkep, kayaknya lebih banyak objek wisata berupa bangunan bersejarah seperti gereja atau kastil ataupun juga benteng. Untuk yang lebih ke habitat yang berpemandangan cantik, kalian perlu meluangkan waktu lebih karena letaknya di luar kota Manila.
JAKARTA TO MANILA
Nomor Penerbangan: PR 540
Jenis Pesawat: Airbus A321-200
Terminal keberangkatan: Soekarno Hatta Terminal 3 Gate 2
Rute: Jakarta (CGK) – Manila (MNL)
Tanggal: Selasa, 28 Mei 2019
Jam Berangkat: 13.00pm
Jam Sampai: 18.25pm
Durasi Penerbangan: 3 jam, 55 menit
Kursi: 72A
Sekedar informasi Philippine Airlines merupakan maskapai bintang 4 versi Skytrax. Nah di pesawat ini per row ada 6 seat, berdekatan 3 kursi pada sisinya. Untuk dapetin view jendela kalian dapat pilih posisi kursi A atau L. Di pesawat ini hiburannya sharing, ada tv bersama di ujung barisan. Jarak seatnya ok, saya merasa nyaman selama 4 jam penerbangan. Yang sedikit mengganggu ialah letak toilet saat itu deket banget sama kursiku jadi selama saya tidur kayak sesekali kebangun karena denger bunyi penumpang lain yang lagi antri toilet. Overall memuaskan, makanan dan pelayanan flight attendant nya juga ok.
Setelah 4 jam akhirnya saya tiba di bandara Ninoy Aquino terminal 2. Dari landing tiba penumpang dapat keluar dari pesawat ini agak cukup lama, di kasusku sekeliling 30menit diem di pesawat baru saya dan penumpang lainnya dapat keluar dari pesawat dan kemudian di transfer ke area imigrasi menaiki bus shuttle.
IMMIGRATION
Ruang imigrasinya mini dan karena rame banget, antriannya ampe acak-acakan. Aku yang ialah penumpang transit, harus lapor dulu ke sisi kiri ruangan, setelah paspor dan boarding pass flight selanjutnya di cek, petugas memperbolehkan saya menuju transfer area, tapi kemudian saya bilang saya mau keluar untuk keliling kota Manila malam ini dan akan kembali ke airport untuk flight ke Tokyo besok pagi. Si petugas kemudian menyuruh saya mengisi selembar form berisikan tabel nama dan nomor paspor, yang di sisi kanannya ada keterangan nomor flight besok.
Setelah selesai urusan form, saya kemudian di minta mengantri imigrasi untuk dapat keluar dari bandara. Sebelumnya saya baca dari ulasan orang, untuk dapat keluar selama waktu transit, kita harus menghadapi penolakan dari petugas imigrasi, disulitkan karena nama atau harus membayar sejumlah uang sebagai visa on arrival. Tapi nyatanya enggak kok, saya ga mengalami hambatan semacam itu, petugasnya hanya bertanya santuy seperti mau kemana aja nanti lampau jam berapa anda mau kembali ke airport, bahkan dia bilang have fun untuk mengakhiri sesi imigrasi kami.
Dari Bandara Ninoy menuju pusat kota dapat menaiki beberapa moda transportasi umum, seperti kereta api (terdekatnya stasiun Baclaran atau stasiun Nicolas), MRT, LRT, Bus, Taksi, Jeepney (tuk-tuk versi jumbo khas Filipina) dan Grab. Grab memang sekarang menjadi pilihan utama kalau kalian berwisata ke negara-negara yang kalian belum mengerti sistem transportasinya, atau sistem transportasi umumnya ga berintergrasi satu sama lain atau menghindari kena tipu supir karena ga mengerti bahasanya dan lokasi.
FREE WIFI
Oh iya kelupaan, yang terpenting sekarang ialah jaringan Free Wifi. Dari waktu di pesawat sebenernya kita akan dapet semacam kupon (dikasih sama flight attendant barengan sama formulir kedatangan dan custom declration) yang nantinya dapat kita tukarkan dengan simcard gratis di booth provider tersebut di area pengambilan bagasi dan lobby luar bandara, tapi untuk kuota internetnya kita perlu menambah sejumlah uang adalah 500 peso atau Rp. 140.000 untuk 10 GB dan 300 peso atau Rp. 85.000 untuk 2GB.
Untuk urusan free wifi di bandara Ninoy Aquino menurutku ga susah sih, karena ada free wifi yang namanya Smart Wifi, ini kayaknya sponsor dari Google deh. Karena saat anda join wifinya, otomastis akan terbuka halaman Google Smart Wifi yang hanya perlu kalian klik bagian connect dan sekejap internet udah langsung nyambung. Enaknya di Filipina seluruh orang dapat bahasa inggris, jadi kalo ada bingung-bingung nanyanya ga susah. Mereka mengerti apa yang kita tanyakan dan dapat menjawab dengan bahasa yang dapat kita pahami juga.
Setelah urusan dalam airport selesai, atas rekomendasi petugas simcard yang saya beli tadi, saya akhirnya pesen grab untuk ke Mall Of Asia. Biaya grab dari bandara ke Mall of Asia sekeliling 280 peso atau Rp. 80.000 saja. Bila melewati tol, supir akan meminta bayaran lagi dan memberikan anda struknya. Satu hal yang perlu kalian perhatikan, lakukan yang mau duduk di depan ( kursi disamping supir), di Filipina setirnya di kiri ya, inget jangan sampe nanti salah buka pintu.
MALL OF ASIA
Mal ini katanya nomor satu di Manila, dimana seluruh brand dari lokal tiba yang brand ternama juga ada disini. Karna udah waktunya makan malem, jadi tujuan ku ketika tiba ialah cari makanan. Banyak banget pilihan makanan yang ada, bikin bingung sih. Cuma pas baca-baca, wajib coba Jollibee saat ke Filipina. Jollibee itu fast food lokalnya Filipina, hanya ini brand udah mendunia. Patut di coba lah ya selagi kita berada di Manila, akhirnya ku cari deh tuh kemana-mana. Balik lagi mall ini luas pake banget, ada area indoor outdoor yang berkelanjutan, jadi semacam Mal Pondok Indah 1,2,3 atau Mal Kelapa Gading 1,2,3,5 gitu deh, hanya dia namanya SM Mall of Asia.
JOLLIBEE
Setelah muter-muter akhirnya ketemu juga akhirnya Jollibee, persis disebelahnya KFC. Bersaing sih ramenya, mana lagi jam makan malem juga kan itu. Cuma untuk penilaian pribadiku sih, saya gasuka si Jolibee ini. Rasanya gakena di lidahku, kayak ga seru gitu. Ayam goreng originalnya kurang berasa, untuk yang spicy juga hanya beda ditambah bubuk cabe biasa. Mungkin lidahku udah biasa kena micin di Indonesia, jadi taste Filipina ini kurang nendang lakukan aku, kurang berani kasih bumbu. Untuk beef patty nya ya juga standar, bumbu mushroomnya ok tapi seluruh makanan disajikan tak panas. Lebih ke dingin bahkan apalagi untuk bumbu si spaghettinya.
THE ALLEY
Karena ga puas makan malem barusan, akhirnya sembari keliling mal cuci mata, saya sembari cari kedai makanan ato cemilan lain yang menarik. Ternyata di Filipina juga lagi demam Bubble Tea. Ada outlet baru The Alley yang diantriin sama orang lokal. Jadi saya tergoda untuk ikutan antri deh. Harganya 130 peso atau Rp. 37.000 untuk Brown Sugar Deerioca Creme Brulee Milk. Rasanya enak, creamy dan manisnya pas, tapi buka the best yang pernah saya cobain. Ada banyak pilihan tempat makan, mulai dari yang kita pernah denger namanya sampe yang lokal banget. Salah satu yang mencuri perhatianku itu Chowking, inget ga dulu mereka sempet buka cabang di Jakarta? Dulu saya suka banget sama Chowking, sayang mereka ga memperkuat lama di Indonesia.
Setelah beberapa waktu berkeliling, ga berasa sekeliling jam 10 kurang, toko-toko mulai tutup, akhirnya saya memutuskan untuk eksplor area sekeliling mal dengan jalan kaki. Cari keramaian sekeliling siapa tau ada night market atau food stall yang menarik. Cuma ga banyak street food sih disana, beda ya sama bangkok yang ga bakalan sunyi sampe malem juga ramai. Beberapa spot yang buka sampe tengah malam atau emang ga tutup ya Starbucks, McDonalds dan Lawson.
RESORT WORLD MANILA
Sebelum kembali ke airport, saya menyempatkan untuk ke Resort World Manila. Sebuah mal yang dilengkapi dengan hotel, kasino dan juga bioskop. Bioskop di Manila 1 tiketnya seharga 370 peso atau Rp. 100.000 untuk kelas reguler dan 560 peso atau Rp. 160.000 untuk yang kelas Ultra. Karena penerbangan saya berikutnya ialah pagi, jadi saya memanfaatkan waktu semaksimal mungkin, tiba capek dan ngantuk, baru deh balik ke bandara untuk istirahat.
Dari Resort World Manila ke Ninoy Aquino International Airport tuh deket banget, hanya tetep harus lewatin tol bandara. Semua perjalanan saya selama di Manila saya prefer pake Grab karena waktunya malem dan saya mau irit waktu aja. Sertelah capek berkeliling kota, akhirnya saya kembali ke bandara. Tempat tunggunya kurang nyaman sih, kursinya dari besi semua. Tempat makan yang buka hanya 1 adalah Jollibee dan mejanya hanya sedikit. Kalo ga keluar dari bandara mungkin ini akan jadi pengalaman transit yang sangat amat tak enak, unutngnya saya dapat keluar dan menikmati pesona kota Manila walaupun dalam waktu yang singkat.
Point bagusnya ialah orang Filipina dapat dengan lancar berbahasa Inggris, Wifi gratis di bandara jaringannya bagus, ada Grab yang memudahkan transportasi selama disana, harga tak terlalu berbeda dari Jakarta, ada mesin air gratis yang dapat air panas dan dingin, di bandara banyak stop kontak, toilet umumnya higienis dan sudah pakai sistem otomastis flush plus spesial bagi umat Katolik, disana ada ruang adorasi untuk berdoa.
Keesokan harinya, flight menuju Tokyo sesuai jadwal, armada pesawatnya juga rupanya lebih besar dan lebih bagus. Pesawat ini per row ada 8 seat, 2 seat berdekatan pada sisi kiri dan kanan lampau di area tengah terdapat 4 seat. Untuk dapetin view jendela kalian dapat pilih posisi kursi A atau . Fasilitas hiburannya pribadi, banyak film baru dan ada juga highlight tentang destinasi kita, video sekeliling 5 menit tenatng apa aja yang perlu kita kunjungi di Tokyo dan Osaka. Makanannya juga enak, tapi satu catatan kecil, Philippine Airlines ini memasukan pork / daging babi dalam menu pilihannya, jadi untuk teman-teman muslim sebaiknya book meal via website ya agar ga kehabisan menu yang halal.
MANILA TO TOKYO
Nomor Penerbangan: PR 428
Jenis Pesawat: Airbus A321-300
Terminal keberangkatan: Ninoy Aquino International Airport Terminal 2 Gate 3
Rute: Manila (MNL) - Tokyo (NRT)
Tanggal: Rabu, 29 Mei 2019
Jam Berangkat: 06.40am
Jam Sampai: 12.00pm
Durasi Penerbangan: 3 jam, 40 menit
Kursi: 37E
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pertimbangan harga pesawat dapat menjadi unsur utama dalih saya untuk kembali memilih Philippine Airlines lagi untuk trip berikutnya. Namun kalo harus transit lagi, mungkin saya akan memilih waktu yang tersingkat, karena ga terlalu banyak tempat yang dapat di eksplor dari Manila dan menunggu di Terminal 2 NAIA cukup membosankan. Tapi Filipina tetap akan masuk ke dalam list perjalananku selanjutnya sih, khususnya Cebu. Semoga aja kedepannya bandara NAIA dapat lebih ditingkatkan lagi kenyamanan dan fasilitas bandaranya agar penumpang yang transit dapat senang menghabiskan waktu lama disana, moga-moga dapat seperti Changi Airport ya!
Stay Hungry,
Brigitta Veggy Aprilia Tanu - @brigittaveggy